Deposito vs Emas: Mana Pilihan Investasi yang Lebih Menguntungkan?

Blogs Image

Investasi emas dan deposito kerap menjadi pilihan utama masyarakat yang ingin mengembangkan dana dengan cara yang aman dan minim risiko. Keduanya memang dikenal sebagai instrumen investasi yang sederhana, mudah dijalankan, dan relatif stabil, terutama bagi para investor pemula atau yang menghindari fluktuasi tinggi seperti di pasar saham.

Deposito menawarkan kemudahan bagi nasabah untuk mendapatkan keuntungan hanya dengan menyimpan uang di bank dalam jangka waktu tertentu. Dengan sistem bunga tetap dan jaminan dari LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), deposito menjadi pilihan yang menjanjikan dari sisi keamanan.

Di sisi lain, investasi emas sudah lama dipercaya sebagai alat lindung nilai (hedging) terhadap inflasi. Jika dulu emas lebih banyak dibeli dalam bentuk perhiasan, kini masyarakat mulai beralih ke emas batangan yang lebih menguntungkan dari sisi nilai. Apalagi, kini membeli emas pun sangat mudah, bahkan bisa dimulai hanya dengan modal Rp100.000 melalui layanan tabungan emas di bank atau Pegadaian.

Lalu, di antara keduanya, mana yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhanmu? Yuk, kita bandingkan lebih dalam agar kamu bisa menentukan pilihan investasi yang paling tepat.

Apa Itu Deposito?

Deposito adalah salah satu produk investasi yang paling dikenal luas dan ditawarkan hampir oleh seluruh bank di Indonesia. Produk ini termasuk dalam kategori simpanan berjangka, di mana nasabah menyetorkan sejumlah dana kepada bank dalam periode waktu tertentu dan mendapatkan imbal hasil berupa bunga.

Dalam praktiknya, dana yang dihimpun dari produk deposito akan dikelola oleh pihak bank, misalnya untuk pembiayaan kredit. Sebagai gantinya, nasabah mendapatkan keuntungan dari bunga yang telah ditentukan sebelumnya.

Umumnya, pilihan jangka waktu deposito berkisar antara 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, hingga 12 bulan. Selama periode tersebut, dana tidak disarankan untuk ditarik sebelum jatuh tempo. Jika nasabah mencairkan dana lebih awal, maka akan dikenakan penalti sesuai kebijakan bank yang bersangkutan.

Menariknya, suku bunga deposito biasanya lebih tinggi dibandingkan dengan bunga tabungan biasa.Karena itu, deposito bisa menjadi alternatif investasi yang cukup menguntungkan dengan risiko yang rendah. Utamanya bagi mereka yang menginginkan kepastian hasil dalam jangka pendek hingga menengah.


Apa Itu Emas?

Emas adalah logam mulia yang telah dihargai sejak zaman kuno karena kelangkaan dan keindahannya. Dahulu, emas lebih sering dijadikan perhiasan atau simbol status. Namun kini, emas juga menjadi komoditas penting dalam industri dan salah satu instrumen investasi favorit masyarakat di seluruh dunia.

Permintaan terhadap emas terus meningkat, didorong oleh kemudahan akses yang semakin tinggi. Kini, masyarakat bisa membeli emas melalui sistem tabungan atau cicilan di bank maupun lembaga seperti Pegadaian, bahkan dengan modal awal mulai dari Rp100.000 saja.

Di pasar global, emas juga menjadi salah satu aset safe haven, yaitu instrumen yang dicari investor saat pasar saham sedang tidak stabil. Hal ini menjadikan emas sebagai investasi alternatif yang menarik untuk diversifikasi portofolio.

Perbedaan Deposito dan Emas

Meski sama-sama tergolong investasi minim risiko, deposito dan emas memiliki karakteristik yang berbeda secara signifikan. Berikut perbedaan utamanya:

1. Dana Investasi

Deposito membutuhkan dana dalam jumlah tertentu yang harus disetorkan sekaligus di awal dan “diendapkan” selama jangka waktu tertentu (1, 3, 6, atau 12 bulan). Pada beberapa bank, nilai setoran awal deposito biasanya mulai dari Rp5.000.000.

Sementara itu, emas lebih fleksibel. Kamu bisa mulai berinvestasi emas dengan sistem menabung atau mencicil. Misalnya, kalau ingin membeli 10 gram emas, kamu bisa mencicil setiap bulan hingga lunas bahkan dengan setoran awal senilai Rp100.000.

2. Potensi Keuntungan

Keuntungan dari deposito berasal dari bunga tetap yang dibayarkan setiap periode. Misalnya, jika kamu menempatkan Rp50 juta dengan bunga 5% per tahun dalam tenor 1 bulan, maka kamu akan memperoleh bunga sekitar Rp156.250 per bulan. Jika bunga ini tidak diambil dan diinvestasikan kembali, kamu bisa memaksimalkan efek compounding.

Berbeda dengan deposito, keuntungan dari investasi emas berasal dari selisih harga jual dan harga beli (spread). Kamu akan mendapat keuntungan saat menjual emas di harga buyback yang lebih tinggi dibanding saat kamu membelinya.

3. Potensi Kerugian dan Biaya Tersembunyi

Kedua instrumen memiliki risikonya masing-masing. Pada deposito, risikonya muncul jika dana dicairkan sebelum jatuh tempo, karena kamu akan dikenakan penalti yang bisa melebihi nilai bunga.

Sedangkan pada emas, risiko terjadi jika kamu menjual ketika harga buyback lebih rendah dari harga beli. Selain itu, emas juga memiliki spread harga yang perlu diperhatikan.

Dari sisi biaya, deposito dikenai pajak bunga sebesar 20% dan biasanya perlu membeli meterai. Sementara pada emas, pembelian emas batangan dikenai pajak sekitar 0,45%–0,90%. Selain itu, saat membuka rekening emas, kamu juga akan dikenakan biaya administrasi serta setoran minimum setara 0,1 gram emas.

4. Tingkat Likuiditas

Emas jauh lebih likuid dibandingkan deposito. Kamu bisa mencairkan tabungan emas kapan saja pada hari kerja tanpa penalti, terutama karena kini sudah tersedia berbagai aplikasi digital.

Sebaliknya, dana di deposito tidak bisa dicairkan sewaktu-waktu tanpa konsekuensi. Hal ini menjadikan deposito kurang cocok sebagai dana darurat.

5. Reaksi Terhadap Inflasi

Emas memiliki korelasi positif terhadap inflasi. Artinya, ketika inflasi meningkat, harga emas cenderung ikut naik sehingga emas sering dianggap sebagai pelindung nilai (hedging).

Sebaliknya, deposito justru bisa terdampak negatif oleh inflasi. Menurut Fisher Equation, jika inflasi naik tetapi suku bunga nominal tetap, maka imbal hasil riil dari deposito akan menurun. Contoh: jika bunga nominal 4% dan inflasi 2%, maka bunga riil adalah 2%. Namun jika inflasi naik ke 3%, bunga riil tinggal 1%.

Pilih Deposito atau Emas?

Baik deposito maupun emas memiliki kelebihan masing-masing yang bisa disesuaikan dengan kondisi keuanganmu. Jika kamu memiliki dana di atas Rp10.000.000 dan ingin hasil pasti tanpa perlu memantau pasar, deposito bisa jadi pilihan yang tepat. Sementara itu, emas cocok bagi kamu yang memiliki anggaran terbatas karena bisa dibeli secara mencicil atau menabung dengan nominal kecil.

Idealnya, jika memungkinkan, kamu bisa berinvestasi di keduanya sekaligus. Misalnya, sebagian dana disimpan di deposito untuk hasil stabil, dan sisanya diinvestasikan dalam emas sebagai pelindung nilai terhadap inflasi. Dengan begitu, kamu tetap bisa meraih keuntungan dalam berbagai kondisi ekonomi. Jika tertarik memulai, kamu bisa membuka deposito dengan mudah di BANK ABDI!